Di lokasi penambangan, para penambang mengoperasikan monitor hidrolik untuk melakukan penambangan yang hanya memerlukan peralatan sederhana dan tingkat keahlian teknis yang rendah. Setiap kasbok mampu memompa 12 ton bijih setiap hari; suatu volume bijih yang sangat tinggi jika dibandingkan dengan hasil yang diperoleh. Peralatan, seperti pompa standar dan karpet untuk kasbok dijual di kota; menunjukkan proses standarisasi kegiatan yang telah berkembang.

Penambang memompa ke kasbok berkarpet selama delapan jam dan menghasilkan sekitar 10 gram emas per hari.

Para penyuluh bekerja bersama para penambang untuk menemukan cara mengoptimalkan desain kasbuk mereka.

Tujuan dari program di lokasi tambang adalah mencoba mengoptimalkan keseluruhan proses penambangan dari awal hingga akhir: dengan demikian meningkatkan penghasilan para penambang dengan peningkatan tangkapan emas dan mengurangi emisi merkuri ke lingkungan, melalui anjuran untuk mengurangi tingkat penggunaan dan teknologi daur ulang merkuri; termasuk penggunaan alat retort untuk membakar amalgam di lokasi tambang.

Para penyuluh mempelajari cara kerja retort ‘Fauzi’ .

Teknologi alternatif yang disampaikan untuk tahap penangkapan emas adalah dengan mengoptimalkan desain kasbok; pada tahap pemisahan dengan memperkenalkan prinsip elutriasi (pemisahan dengan gaya gravitasi pada wadah berisi air); pada proses amalgamasi dengan menggunakan tempat ppencampur merkuri tertutup yang dapat diputar; pada tahap pembakaran dengan menggunakan berbagai macam tipe retort; dan pada tahap pemurnian dengan teknologi cerobong asap.

Kasbuk demonstrasi sebagai bagian dari peralatan TDU yang ditunjukkan pada kegiatan pembukaan kampanye .

Empat kantor dinas Pemerintah Daerah berpartisipasi dengan mengijinkan staf mereka untuk dilatih dan melaksanakan program ini. Para penyuluh-penyuluh ini mengikuti dua rangkaian pelatihan baik yang secara teoritis dan praktis. Mereka selanjutnya meneruskan informasi dan menjadi pengarah bagi masyarakat penambang dan masyarakat di kota melalui berbagai kegiatan Unit Peragaan Keliling (Transportable Demonstration Unit - TDU).

Para penyuluh mendiskusikan pembakaran amalgam dengan menggunakan berbagai macam retort.

Dengan demikian, para penyuluh merupakan penerus informasi utama, yang bekerja secara langsung baik dengan perorangan atau kelompok untuk memberikan penyadaran dan pemahaman, untuk memotivasi dan mendamping para pengguna langsung merkuri agar menggunakan praktek yang lebih aman. Para penyuluh didukung dengan kampanye media penyadaran publik dan diberikan lima set brosur yang bersifat instruktif dan informatif kepada kelompok target yang berbeda.

Para penyuluh berlatih menyampaikan bahan-bahan berupa media dan teknologi kepada audiensi yang berbeda.

Team Proyek Merkuri Global memperoleh dukungan dari Bupati.